top of page
  • Writer's pictureSounds Of Color

Adanya Rasisme Yang Terjadi Di Texas Serta Hilangnya Rasa Kemanusiaan


picture from Wacotrib.com

Pada tahun 1916 terjadi sebuah diskriminasi pada orang berkulit hitam yang bahkan membunuh seseorang yang tidak bersalah. Jesse Washington, dia merupakan seorang pemuda berusia 17tahun yang tewas dengan keadaan yang sangat tragis dan sia-sia ditangan manusia yang kejamnya bukan main. Kejadian ini berawal pada 15 Mei 1916 pada saat itu Jesse dituduh sebagai seorang pemerkosa dan pembunuh seorang wanita berkulit putih bernama Lucy Fryer. Tuduhan ini diberikan kepada Jesse seolah-olah dia adalah seorang pembunuh yang bersalah, sekaligus kebanyakan dari mereka yang menuduh Jesse adalah orang berkulit putih.


Pada saat kejadian itu Lucy ditemukan tanpa nyawa disebuah lahan milik keluarga Fryer seminggu sebelum persidangan terjadi, alasan Jesse dituduh menjadi seorang pembunuh yaitu karena Jesse sendiri merupakan seorang buruh yang bekerja di lahan keluarga Fryer. Alasan yang menguak atas dituduhnya Jesse sebagai pembunuh tanpa bukti itu karena dia memiliki kulit hitam, aparat dan publik bahkan tidak melihat adanya kekurangan mental pada Jesse. Jesse sendiri merupakan pria yang memiliki keterbatasan mental, dia bahkan tidak membaca dan juga menulis.


Kejadian gelap ini bahkan hanya dirasakan oleh Jesse selama tuduhan berlangusng selama 5 menit saja, saat itu dia divonis dengan waktu yang sangat tidak wajar. Dengan hadirnya 12 juri berkulit putih untuk memenjarakan Jesse kala itu. Tidak ada bukti yang kuat mengapa Jesse dituduh, hanya karena kulitnya hitam dan juga dia merupakan seorang buruh yang bekerja disana hal itulah yang dijadikan Jesse sebagai seorang tersangka pembunuhan dan juga pemerkosa. Padahal pada kenyataan yang membunuh Lucy bukan Jess, melainkan suaminya sendiri yang bernama George, yang kala itu namanya belum juga menguak keatas.

Pada saat persidangan Jesse dipaksa untuk mengakui kesalahannya dengan iming-iming dia tidak akan mendapatkan sebuah hukuman mati karena itulah sebuah konsekuensi yang akan dia dapatkan, Jesse yang tidak bisa membaca dan menulispun akhirnya setuju dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh aparat yang berwenang disana. Namun ternyata semua itu hanya tipu belaka, mereka hanya mengelabuhi Jesse sampai akhirnya surat kabar mengenai seorang pembunuh berinisial “X” alias Jesse sudah tersebar luas. Setelah tersebarnya kabar itu, Jesse langsung ditarik oleh pengadilan di wilayah McClennan dan dia telah di vonis akan terkena hukuman mati. Kejadian itu tidak berakhir sampai disitu, setelah selesai dipersidangan Jesse langsung diarak oleh segerombolan orang yang memang sudah menunggu Jesse diluar gedung. Saat dirinya keluar dari gedung lehernya dirantai, tubuhnya diseret dan dia diarak untuk menuju alun-alun Robinson yang menjadi tempat kematianya. Kisah dari Jesse Washington ini bahkan dijadikan sebuah buku oleh Patricia Bernstein yang berjudul The First Waco Horror: The Lynching of Jesse Washington and The Rise of The NAACP pada 2006 silam. Dalam buku itu bahkan ada sebuah bukti yang menyayat hati dengan tulisan “Bunuh Negro itu!.” Dan juga “Habisi dia”.


Perlakuan yang diterima Jesse dari yang awalnya dia mendapatkan sebuah serangan verbal menjadi merambat menjadi serangan fisik. Disana dia dipukul dengan sebuah sekop dan batu-bata, perutnya bahkan ditusuk beberapa kali menggunakan pisau dan yang paling mengerikan tubuh Jesse dimutilasi serta dikebiri sebelum akhirnya tubuhnya digantung dan dibakar de hadapan 15 ribu pasang mata penduduk Waco. Hal inilah yang membuat nama Jesse terkenal dengan sebutan “Waco Horror” dan masuk kedalam sejarah paling gelap di Washinton.

3 views0 comments

Comentários


bottom of page