top of page
Writer's pictureSounds Of Color

Awal Munculnya Standar Kecantikan di Indonesia

photo by ELLE Indonesia on pinterest.com

Memilki paras yang cantik merupakan suatu idaman bagi seluruh wanita di Indonesia, pada zaman sekarang ini semua wanita berlomba – lomba untuk berusaha menjadi cantik sesuai dengan standar kecantikan yang tercipta. Tanpa disadari, semua wanita di Indonesia ingin memiliki warna kulit yang cerah, tubuh langsing, serta rambut panjang, semua itu tidak lepas dari standar kecantikan yang tercipta seiring berjalannya waktu. Lalu bagaimana sih terbentuknya standar kecantikan yang ada pada zaman sekarang ini?


Munculnya standar kecantikan yang ada tidak lepas dari sejarah yang ada, pada dasarnya Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya yang menjadikan perbedaan pemaknaan kecantikan. Namun ternyata standar kecantikan yang ada di Indonesia telah ada sejak zaman Jawa kuno. Dilansir dari brilio.net, menurut Titib (1998) standar kecantikan yang ada pada zaman Jawa Kuno tergambar dalam kisah Ramayana, dimana standar kecantikan digambarkan melalui tokoh istri Rama yakni Sita. Sita digambarkan sebagai sosok gadis yang berprilaku baik, berparas cantik dengan wajah yang bercahaya bak rembulan. Pada zaman itu rembulan digambarkan sebagai kecantikan kulit wanita yang bercahaya. Sejarah ini tercatat dala Kitata Kakawin, dimana Rama menuliskan puisi kepada Sita ketika sedang merana. “Kenanganku akan wajahmu yang manis hidup kembali karena pemandangan seekor kijang, sang gajah mengingatkanku akan keagunganmu, sang bulan mengingatkanku akan wajahmu yang terang. Ah! Aku dikuasai kecantikanmu.”

photo by brilio.net

Namun, hal ini mulai berubah ketika Indonesia melalui masa penjajahan. Ketika bangsa Eropa menjajah Indonesia mereka turut memperdagangkan produk kecantikan yang mana diiklankan lewat media dengan model wanita Eropa yang memiliki kulit putih. Tidak berhenti sampai situ, standar kecantikan akan kulit putih terus berkembang di Indonesia ketika era penjajahan berganti dengan Jepang. Pada tahun 1943 majalah Djawa Baroe dan Gadis Nippon memuat rubric kecantikan yang mana yang menjadi model adalah wanita Jepang yang memiliki kulit putih. Standar kecantikan akan kulit putih terus berjalan seiring era penjajahan selesai, adanya produk kecantikan turut mengubah persepsi wanita Indonesia akan makna cantik.


Namun, pada tahun 1970an standar kecantikan yang ada di Indonesia mulai berubah seiring munculnya produk kecantikan lokal muncul, seperti Viva Kosmetik, Sari Ayu, dan Mustika Ratu. Produk – produk tersebut mengubah persepsi masyarakat bahwa cantik itu tidak harus putih. Namun sayangnya hal tersebut tidak berlangsung lama karena kembalinya muncul produk kecantikan non local seperti Vaseline dan Nivea. Hal ini pun kembali mempengaruhi persepsi bahwa standar cantik kembali pada kulit putih. Bahkan, karena dengan adanya hal ini produk Sari Ayu pun melakukan pergeseran penawaran yang tadinya cantik itu dengan kulit yang kuning langsat berubah menjadi dengan kulit putih.


Standar kecantikan tersebut terus ada sampai sekarang, hal tersebut juga muncul akibat konstruksi media, terlebih lagi di era globalisasi ini telah adanya media sosial yang turut menyebarkan standar kecantikan kulit putih. Pada dasarnya Indonesia adalah Negara berkepulauan yang memiliki banyak suku, budaya serta adat yang berbeda, hal tersebut dapat mempengaruhi makna kecantikan yang seharusnya ada di Indonesia.

6 views0 comments

コメント


bottom of page