top of page
  • Writer's pictureSounds Of Color

Colorism dan Industri Kecantikan di Indonesia


illustration by maybelline.co.id

Fenomena colorism sangat melekat dengan masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia merupakan Negara kepuluan yang terdiri dari berbagai macam suku dan ras, hal ini menjadikan masyarakat Indonesia terlahir dengan berbagai macam warna kulit. Munculnya perbedaan ini lah yang menyebabkan terjadinya diskriminasi warna kulit, banyak masyarakat yang mengartikan diskriminasi warna kulit merupakan bagian dari rasisme, namun ternyata rasisme dan colorism merupakan dua hal yang berbeda. Rasisme merupakan diskriminasi yang terjadi akan perbedaan ras, sedangkan colorism merupakan suatu kepercayaan bahwa satu warna kulit dianggap lebih baik dari pada warna kulit lainya. Seperti yang terjadi di Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya, orang – orang dengan kulit putih dianggap lebih baik daripada warna kulit lainnya.


Di Indonesia sendiri, fenomena colorism sudah terjadi sejak zaman penjajahan, lebih tepatnya colorism terjadi ketika zaman penjajahan, dimana pada saat itu para penjajah yang merupakan bangsa Eropa dengan kulit putih dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat Indonesia yang memiliki warna kulit lebih gelap. Fenomena colorism juga berlanjut hingga saat ini, dimana hal tersebut diperkuat oleh media dengan banyaknya tayangan televisi yang memuat banyak orang kulit putih sebagai artisnya. Sangat jarang kita temukan artis yang benar – benar memiliki warna kulit gelap. Karna biasanya artis yang memiliki kulit putih akan lebih mendapatkan perhatian dari masyarakat.


Hal tersebut mempengaruhi standar kecantikan yang ada di Indonesia, dimana wanita akan dianggap cantik apa bila memiliki kulit putih nan glowing. Hal ini terbukti dengan menjamurnya banyak produk – produk pemutih wajah. Wanita Indonesia sangat terobsesi untuk memiliki warna kulit yang cerah sehingga mereka berlomba – lomba melakukan perawatan agar bisa memiliki kulit yang putih dan dianggap cantik oleh masyarakat. Bahkan, masyarakat yang memiliki kulit gelap juga sulit mendapatkan shades dari produk kosmetik yang ingin dibeli, kebanyakan shades yang dipasarkan adalah untuk orang – orang yang memiliki warna kulit cerah.


Terjadinya fenomena colorism tentu sangat disayangkan, mengingat semboyan Negara Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang mana meskipun berbeda – beda tetapi kita tetap satu jua. Adanya diskriminasi warna kulit tentu saja sangat bertolak belakang dengan semboyan Negara Indonesia. Kita harus mengingat bahwa justru dengan adanya perbedaan ini menjadikan kita satu, selain itu perbedaan warna kulit yang ada merupakan suatu kekuatan dan keunikan dari masing – masing individu. Maka dari itu Stop Colorism!

7 views0 comments

Commentaires


bottom of page