top of page
  • Writer's pictureSounds Of Color

Media Sosial yang Terus Mendorong Adanya Standar Kecantikan


Picture by freepic.com

Saat ini media sosial cenderung memberikan dampak buruk daripada kebaikan, menjadikan banyak wanita semakin merasa tidak aman karena ingin termasuk kedalam standar kecantikan yang tidak realistis. Namun, era digital telah membawa kita ke dunia lain, menciptakan pekerjaan yang tidak pernah kita ketahui bahkan temui sebelumnya, bahkan menghubungkan orang-orang di seluruh dunia. Juga disisi lain, tekanan untuk mengikuti apa yang kita lihat secara online telah menjadi siklus tidak wajar yang menghancurkan kehidupan dengan satu ‘klik’ dalam satu waktu. Banyaknya orang yang mendapati diri mereka berjuang melawan masalah identitas karena standar kecantikan yang tidak realistis yang ditetapkan oleh apa yang mereka lihat di media sosial. Banyak yang telah mengembangkan masalah kesehatan mental yang serius, masalah identitas, dan bahkan mencoba meniru standar kecantikan yang tidak mungkin tercapai.


Sama seperti kebanyakan dari kita menggunakan media sosial untuk mempromosikan diri kita sendiri, banyak sekali selebriti, influencer, model, dan brand, yang bekerja untuk menciptakan citra kesempurnaan. Sulit untuk tidak melihat banyak wanita cantik dengan bentuk tubuh yang sempurna, ribuan akun Instagram mempromosikan gambar wanita yang tampil dengan sangat sempurna. Sementara kita mungkin percaya kita tanpa berpikir menggulir konten semacam itu, alam bawah sadar kita menyerap semuanya dan sebelum kita menyadarinya, tubuh yang terbentuk sempurna itu telah menjadi standar yang kita gunakan untuk mengukur sebuah kesempurnaan. Yang terlihat seperti masalah adalah ketika ribuan orang dan model terkenal di media sosial mendokumentasikan rutinitas olahraga, kebiasaan makan, dan aspek lain dari gaya hidup mereka yang berkontribusi pada penampilan mereka. Hanya ada satu masalah dengan industri ini; itu semua palsu.


Representasi yang salah dan standar yang tidak realistis terjadi ketika seorang moel yangg memiliki tubuh sempurna dengan tubuhnya putih yang samping, engan mempromosikan suplemen pemutih kulit atau penurun berat badan, dengan caption bahwa ia memiliki tubuh yang putih dan ramping karena mengonsumsi suplemen tersebut. Membuat pandangan orang-orang yang mengikuti akun Intagramnya bahwa susplemen-suplemen tersebut adalah cara terbaikuntuk mendapatkan tipe tubuh model tersebut, padahal ia hanya mempromosikan, bisa jadi model tersebut sama sekali tidak mengonsumsi suplemen tersebut. Kemungkinan besar model tersebut memang memiliki tipikal kulit yang putih, dan rajin berolahraga yang menjadikan tubuhnya ramping.


Pada kenyataannya, warna kulit dan tubuh yang sempurna tidak ada. Sebagian besar yang diunggah kedalam akun Instagram adalh foto terbaik yang mereka punya, mulai dari make up, cahaya yang bagus, juga banyak yang mengedit bagian dari foto menjadi sempurna seperti mengecilkan bagian pada tubuh. Intinya, media sosial memberi tahu kita bahwa kita perlu menjadi orang yang cantik sempurna agar bisa mendapat penerimaan banyak orang.


Oleh karena itu ada baiknya untuk kamu lebih mencintai diri diri, melihat hal positif dalam dirimu, melakukan hal baik sebisa mungkin, dan juga berteman dengan orang-orang yang tidak akan membuatmu merasa terpojok, dibanding harus terus menerus melihat orang lain yangg menurutmu sangat sempurna dan kamu menginginkan kehidupan sepertinya.

18 views0 comments

Comentarios


bottom of page