top of page
Writer's pictureSounds Of Color

Memiliki Kulit Gelap, Tara Basro Akui Pernah Memutihkan Kulitnya


Pictures by pinterest.dk

Tara Basro sering dikenal dengan kecantikan warna kulitnya yang sawo matang, selain itu Tara Basro juga aktif membicarakan isu standar kecantikan di Indonesia, dimana di Indonesia orang – orang akan dianggap cantik jika memiliki kulit yang putih, tentu saja Tara dan beberapa artis lainnya menentang hal tersebut dan berusaha untuk mengedukasi perempuan di Indonesia mengenai arti kecantikan yang seharusnya tidak terpaku hanya dengan warna kulit saja.


Namun, siapa sangka ketika ia remaja Tara sempat merasa tidak percaya diri dengan warna kulitnya yang gelap, bahkan dirinya mengakui bahwa ia sempat memutihkan kulitnya. Dilansir dari kumparan.com hal tersebut ia lakukan karena teman – teman di lingkungannya mayoritas memiliki kulit putih. “Dulu itu aku tinggal dan sekolah di tempat yang kebanyakan anak – anak Chinese dan Indonesian yang warna kulitnya itu rata - rata putih. I tried to fit in, terus aku coba memutihkan warna kulit aku dengan bleaching, dan segala macem.” Ungkapnya.


Pictures by pinterest.dk

Namun, Tara mulai bingung ketika dirinya tinggal di Australia, banyak orang – orang disana terobsesi dan ingin memiliki warna kulit yang gelap, dari situlah keinginan Tara untuk memiliki kulit putih hilang.


“Aku liat kok orang – orang sampe pada berjemur dibawah sinar matahari, padahal aku pengen punya warna kulit kayak mereka. Dari situ aku mulai berfikir kalau punya kulit yang gelap salah, tapi punya kulit putih juga salah. Jadi sebenernya whatever you do kayaknya engga pernah cukup gitu.” Ungkap Tara.


Ketika mengalami hal tersebut Tara kemudian memutuskan untuk belajar menerima dan mencintai warna kulitnya serta bentuk tubuh yang ia miliki. Selain itu Tara juga aktif mengkampanyekan self love, Tara juga ingin mengubah persepsi perempuan mengenai standar kecantikan. “Aku mau banyak orang yang terpengaruh katika melihat aku, I can be real with everybody, jadi mereka juga bias kayak gitu.” Tutupnya

3 views0 comments

Commentaires


bottom of page