top of page
Writer's pictureSounds Of Color

Ramai Tagar #tiktokpapua pada Tiktok. Perempuan Papua Mulai Speak Up?


picture by #tiktokpapua on Tiktok App

TikTok merupakan salah satu platform yang mulai sering digunakan semejak 2020, ditambah dengan social distancing karena pandemi covid-19 menjadikan TikTok salah satu hiburan untuk digunakan karena unggahan yang berbentuk video. Dengan visual ynag mudah untuk di edit, filter yang unik, juga dapat menambah lagu pada video yang akan diunggah. Kalangan yang menggunakan TikTok juga cukup beragam, mulai dari anak muda hingga orang dewasa, namun dilansir dari bbc.com TikTok mengatakan pengguna utama mereka berumur 16-24 tahun, tetapi ada bukti banyaknya pengguna di bawah 13 tahun, dan ini sebenarnya melanggar aturan app ini. Oleh karena itu sudah tidak asing lagi melihat anak muda menggunakan platform ini dengan kurang berkenan.


Namun belakangan ini ramai tagar #tiktokpapua yang di unggah oleh warga Papua, sayangnya tidak sedikit dari mereka yang mendapat komentar yang semena-mena. Komentar semena-mena yang merendahkan seperti “di papua ada shampo ngga?” , “di papua ada mobil ngga? , bahkan menyinggung warna kulit “di papua kok kulitnya hitam?”. Kejadian ini sangat menyedihkan, karena yang mengomentari adalah warga satu negara, perbedaannya adalah mereka yang tidak tinggal di papua atau bagian timur.


Komentar tidak menyenangkan seperti diatas tentu tidak menjadikan pengguna TikTok yang bertempat tinggal di Papua sedih. Kebanyakan dari mereka menjawab pertanyaan menggunakan video dengan baik, dengan menjelaskan bahwa Papua juga merupakan kota yang tidak kalah maju dan sama seperti kota-kota besar yang ada di Indonesia.

picture by @kekeviix on TikTok


Salah satu contoh video #tiktokpapua yang menyinggung colorism adalah seperti diatas. (Pengguna) tersebut membuat video yang menunjukkan bahwa perempuan wanita cantik, dengan tagar ini juga banyak pengguna TikTok yang membuat video serupa. Namun disayangkan masih saja banyak sekali orang-orang yang tidak bisa melihat bahwa cantik tidak harus berkulit putih.



picture by @prattsalhamid on TikTok

Contoh lain adalah video dengan tagar #tiktokpapua yang diunggah oleh @prattsalhamid sebagai berikut, ia mengunggah video dimana ia mengatakan bahwa “sebenarnya saya tidak mau berbicara soal ini, tapi semakin hari saya nonton di tiktok dan saya liat karena saya senang untuk follow anak-anak papua kan mereka kreatif, jadi saya suka liat mereka suka buat tiktok. Tapi semakin hari, orang-orang pada rasis ke mereka dan mulai memberi pertanyaan-pertanyaan yang ‘no make a sense’ atau tidak masuk di akal, dan itu mungkin bagia kalian itu lelucon bagi kalian cuma bercanda, tapi bagi mereka (orang papua) itu sensitif loh, kita ini NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, seharusnya kita menjaga sauda-saudara kita. Kita bersaudara walaupun kita beda rambut, beda kulit, beda adat istiadat, tapi kita ini bersaudara. Kita punya satu presiden, kita punya satu ibu kota, kita punya satu negara, dan harusnya kita bangga punya berbeda-beda ras dan suku” yang mendapat banyak komentar baik pada video tersebut seperti “saya suka Papua karena semua orang Papua baik baik semua” (@yufrilladuma) , “bener ka kita sama orang Indonesia bagian mana pun kita tetep satu negara saling dukung saling melindungi meski kita jauh-jauhan kita tetep saling sayang” (@dhenoke_0511)


Beberapa video Tiktok tersebut menjadikan bukti bahwa perempuan Papua membantah keras rasisme dan colorism yang terjadi di Papua. Mereka membutikan bahwa cantik tidak harus berkulit putih dan memiliki rambut lurus, semua perempuan cantik dengan kulit gelap maupun cerah. Semoga semakin banyak orang-orang terutama perempuan di Indonesia memiliki pikiran yang lebih terbuka akan hal ini, karena walaupun kita beda rambut, beda kulit, beda adat istiadat, tapi kita ini bersaudara.

10 views0 comments

Comentários


bottom of page