Umumnya standar kecantikan perempuan terbagi menjadi beberapa kritetria. Contohnya dari warna kulit dan juga bagain tubuh tertentu menjadi penentu perempuan yang memenuhi standar. Kecantikan pada halnya juga merupakan konstruksi sosial yang dibuat oleh media, akibatnya perempuan akan mengikuti standar berdasarkan yang ditampilkan oleh media. Hal tersbut yang terbentuk ini menimbulkan banyaknya produk yang mendukung standar kecantikan yang terlah dibuat, seperti pemutih kulit, obat pelangsing badan, bahkan sampai merujuk ke operasi plastik, operasi sedot lemak, dan amsih banyak lagi. Tindakan-tindakan tersebut mendjadikan perempuan yang lapar akan pengakuan standar kecantkan, bahkan menjadi gaya hidup agar diterima oleh orang banyak tanpa adanya rundungan karena idak memenuhi standar kecantikan.
Standar kecantikan ini datangnya juga dari budaya patriarki. Menurut Alfian Rokhmansyah (2003) dalam bukunya yang berjudul Pengantar Gender dan Feminisme, patriarki berasal dari kata patriarkat, berarti struktur yang menempatkan peran laki-laki sebagai penguasa tunggal, sentral, dan segala-galanya. Sistem patriarki yang mendominasi kebudaaan masyarakat menyebabkan adanya kesengajangan dan ketidakadilan gender yang memperngaruhi hingga ke berbagai aspek kegiatan manusia. Dalam pengertian tersebut kita dapat memahami bahwa laki-laki menginginkan sesosok perempuan yang diidam-idamkan, umumnya seperti perempuan cantik itu harus memilki warna kulit yang putih dan cerah, memiliki rambut yang lurus, juga memiliki badan yang langsing.
Sebagai contoh nyata Nawal el Saadawi seorang dokter asal Mesir pada bukunya yang berjudul “Perempuan dalam Budaya Patriarki”, sebagaimana yang dituliskan dalam bukunya (hal.6), perlawanan Nawal terhadap budaya patriarki mendapatkan tentangan dari pemerintah Mesir. Ia dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Pendidikan Kesehatan pada Departemen Kesehatan Masyarakat Mesir, dan lisensi penerbitan majalah Kesehatan, dimana Nawal merupakan editor dicabut. Ia meninggalkan Mesir dan mengajar di Duke University di Durham, Inggris, juga di Washington State University di Seattle, Amerika Serikat. Di negara perantauan, Nawal mendirikan Asosisasi Uni Solidaritas Perempuan (AWSA), yang pada 1991, AWSA cabang Mesir dilarang berkegiatan (Kulsum, 2017:106)
Mengadaptasi dari penelitian Dr. Sarah L. Webbman, yang merupakan Founder @colorismhealing, dalam hal colorism, perempuan yang memiliki kulit lebih putih akan diperlakukan secara berbeda dengan kulit yang lebih gelap bila yang menganut budaya patriarki. Masyarakkat dengan masalah colosim yang memiliki sejarah panjang kolonisasi dan pengaruh oleh negara-negara Eropa. Dalam masyarakat ini, ciri identik Eropa mirip dengan standar kecantikan yang terjadi di seperti kulit putih, rambut lurus, dan mata berwarna terang dipromosikan secara terang-terangan sebagai standar keberadaan yang beradab, keceerdasan , kecantikan, kekasyaan, dan kekuasaa, dalam masyarakta ini, hak dan kewajiban jga dibatasi untuk orang-orang yang layak di Eropa. Colorism diantara orang-orang dari ras yang sama juga dianggap sebagai bentuk rasisme iternal, setelah berabad-abad dikondisikan untuk menganggap orang kulit putih/Eropa lebih unggul secara ras dan budaya mereka sendiri lebih rendah, banyak orang yang hancur dan akhirnya percaya dan bertindak sesuai dengan pembagian tersebut.
Kembali kepada pembentukan standar kecantikan oleh budaya Patriaki, pada dasarnya budaya patriaki laki-laki dianggap memiliki kekuasaan sehingga standar kecantikan yang ada terbentuk karena perempuan berpenampilan sesuai dengan keinginan laki-laki. Laki-laki menginginkan tampilan perempuan yang sempurna seperti bentuk tubuh langsing, kulit putih, bentuk wajah yang sempurna dan rambut lurus yang panjang menandakan keanggunan. Maka dari itu kebanyakan perempuan yang memiliki bentuk fisik sebaliknya sering kali mendapat penolakan oleh banyak orang. Sering kali mendapat anggapan bahwa perempuan yang memiliki kulit gelap, rambut pendek, bentuk tubuh yang gemuk tiidak menarik bagi laki-laki. Sedangkan wanita seenang sekali menjadi pusat perhatian dan mmendapat pujian dari orang sekitar terlebih mengenai penampilan.
Comments