Prestasi yang membanggakan diraih oleh salah satu Finalis Puteri Indonesia tahun 2015, Olvah Alhamid. Wanita asal Fakfak, Papua Barat initerpilih menjadi salah satu model untuk berjalan di New York Fashion Week (NYFW) 2019 Runway. “Dulu saya hanya bisa bermimpi berangan-angan bisa menjadi model disebuah pagelaran busana terbesar di dunia. Bermodal kepercayaan diri, saya berangkat dengan restu orang tua, terutaama mama” ungkap Olvah Alhamid. Ia bercerita bahwa ia sudah mengikuti berbagai macam audisi dan casting sejak beberapa bulan sebelum NYFW. Ia mengungkapkan bahwa casting dan audisi terus diikuti sejak Juni di New York, USA, dan lolos tiap tahapan hingga terpilih dari salah satu model di NYFW runway membawakanbusana dari desainer dunia. Olvah percaya mimpi itu harus dikejar, doa dan usaha tentu akan membuahkan hasil.
Dalam sebuah kesempatan, Olvah diundang oleh Gandhi Fernando pada channel Youtube nya untuk membahas pengalaman rasisnya yang pernah dialami oleh Olvah. Karena Olvah memiliki kulit yang kecokelatan, ia pernah mengalami tindakan buruk dari orang yang tidak dikenal, pada suatu saat ia ditertawakan oleh seorang anak dan ibunya, namun ia mengatakan kepada orang yang menertawakannya "ibu permisi, ibu lain kali bilang sama anaknya, edukasi anaknya bahwa di dunia ini bukan cuma rambut lurus seperti ibu kulit putih seperti ibu, tapi ada juga orang yang berambut keriting dan kulit cokelat seperti saya, kasih tau sama anaknya, dan jangan ikut ketawa. Terima kasih”. Apa yang diungkapkan oleh Olvah tentu menjadi sebuah contoh bila kita mengalami tindakan rasisme maupun colorism, tentu dengan bahsa yang baik dan tidak menimbulkan keributan ya.
Olvah juga bercerita, ia tidak hanya mengalami rasisme di Indonesia, ia juga pernah mengalaminya pada di Belgium, France, juga USA, dan menurutnya hampir di seluruh orang di dunia rasis dengan kulit gelap, namun jumlah dan tingkatannya berbeda. Bisa jadi sebuah negara jumlah dan tingkat negaranya tinggi, bisa jadi di negara lain sedikit. Olvah juga menanamkan pikiran positif pada dirinya bahwa ketika ada orang tidak sependapat dengan orang lain maupun dirinya, tidak semua orang mengerti bahwa ada banyak perbedaan di dunia ini.
source from tweet by Olvah Alhamid on twitter @olvaholavah
Pada protest #blacklivesmatter Olvah juga mengungkapkan bahwa ia sangat heran dengan orang-orang Indonesia yang perduli dan speak up mengenia ini. Padahal masih banyak kasus rasisme di Indonesia, bukannya seharusnya NKRI lebih merangkul Papua? Karena kurang lebihnya memiliki kasus yang sama, dengan warga sipil di Papua yang dibunuh aparat diluar hukum. Hal ini bagaikan peribahasa yang mengatakan “Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di sebrang lautan nampak” yang menggambarkan betapa mudahnya seseorang melihat kesalahan orang lain dibanding kesalahannya sendiri.
Beauty Peeps, berikut kalimat yang kami termukan yang diungkapkan oleh Olvah Alhamid, “Sesungguhnya perbedaan suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, warna kulit yang membuat bangsa ini besar dan kuat. Mari kita jaga selalu kekuatan dalam perbedaan, keindahan, dalam keanekaragamamn, dan persatuan dalam kebangsaan, agar menjadi negeri yang hebat”.
Kommentare